1st Page

1st page cover

1st Page

..

Jane x Woozi

all.want.candy © 2015

Canon || Drabble

Denting piano & Sore hari

..

November, 2014

Ji Hoon baru saja akan melangkah pulang, saat otaknya mengingatkan benda yang tertinggal. Sebuah buku tebal kumal yang penuh pekerjaan dan rahasia, punya guna besar pula untuk masa depan. Berat hatinya saat harus memutar langkah kembali menuju ruang klub–tapi demi ‘mereka’ ia harus lakukan apapun.

“Eh?”

Lembayung matahari sore melayang dalam pengelihatan, hembus angin pelan membelai ujung kemejanya, aura sejuk menyenangkan hingga bulu kuduknya meremang. Telinganya tak salah tangkap, tapi denting piano yang terdengar punya tanda yang berbeda–ia tak pernah menyangka menemukan keganjalan sore itu.

“Siapa… yang…?” otaknya masih berusaha untuk bekerja maksimal, tapi tak ada jawaban yang bersahutan–malahan kini denting pianonya ditemani senandung manis. Ji Hoon yakin benar tidak ada yang akan datang ke ruang klub setelah sekolah usai, terlebih jika mereka percaya tentang hal-hal berbau magis–termasuk dirinya.

Jari-jemari telah bersiap membuka fakta, napas yang makin cepat saat adrenalin terpompa berani, begitu juga segala macam pikiran yang buatnya pusing tak nyaman. Ji Hoon membuka pintu, kasar hingga menimbulkan gaduh keras–sontak si pemilik dentingan piano berhenti bermain.

“UWAAH!!”

Ia terjatuh–gadis itu lebih tepatnya–pemilik dentingan yang kini terjatuh dari kursinya kaget bukan kepalang, lalu Ji Hoon membuka matanya lebar-lebar sadar juga saat menemukan apa yang memberinya rasa takut.

‘Seorang anak perempuan?’

Batin Ji Hoon mungkin terlalu keras hingga si korban berusaha bangkit di atas tulang ekornya kemudian membuka iris besar-besar hingga wajah si pemuda terekam jelas dalam retinanya. Saat otak Ji Hoon kembali bekerja, ia memberikan uluran tangan, “Kau…. tidak apa-apa?”

Sesosok gadis mungil dengan surai pendek ke coklatan, tangannya begitu kecil–terasa pas dalam genggaman Ji Hoon. Mereka berdua menutup mulut hingga akhirnya gadis mungil di hadapan Ji Hoon membuka mulutnya dengan canggung.

“Ma-Maafkan aku karena sudah menggunakan pianonya… uh..” canggung sekali nada bicaranya hingga Ji Hoon sendiri tak berani menatap anak perempuan mungil di depannya.

“Oh… Sebenarnya sih apa-apa, tapi kalau kau masuk tanpa izin akan jadi masalah,” kali ini Ji Hoon yang canggung–tapi jiwa tanggung jawabnya lebih besar dari ego anak laki-laki berwajah manis dalam dirinya.

Gadis itu menatap Ji Hoon dalam-dalam, matanya yang besar mulai dilapisi air-air bening, bibirnya bahkan tak bisa menutup baik, sebelum dengan gemetaran beberapa kata keluar tanpa sengaja, “Ma-Maafkan a-aku!! Kumohon!!”

Gerakan membungkuk cepat dari lawan bicara Ji Hoon memaksanya terlonjak dipenuhi keterkejutan, “H-Hey! Sudah! Hentikan!” ia tak sadar nadanya gemetaran terutama setelah melihat gerakan membungkuk yang tak ada habisnya, selayaknya robot.

Mau tak mau Ji Hoon membuka mulutnya, menggaruk kepalanya tak gatal sebelum berujar perlahan, “Sudah, tidak perlu minta maaf lagi! Aku tidak akan beri tahu siapapun.”

Mendengarnya si Gadis berhenti membungkuk, mempertemukan kedua matanya yang basah dengan sepasang mata Ji Hoon lalu terisak berterima kasih.

“TERIMA KASIH!! TERIMA KASIH!!” berisik mungkin di telinga Ji Hoon, tapi entah kenapa ia menyukainya–sore itu ia menyukai kata terima kasih lantang dari si misterius–ia benar-benar menyukainya.

“Se-sekarang pergilah, sebelum ada yang melihat,” nadanya pecah, tenggorokan Ji Hoon gemetaran akan rasa nervous, soal lain jika ia terlihat bodoh–tapi ia benar-benar kehabisan kata-kata.

“Ka-Kalau begitu… permisi…” langkahnya lebar-lebar untuk kabur menjauh, hingga Ji Hoon tak sempat menahannya hanya untuk menanyakan sesuatu.

Lee Ji Hoon kembali tinggal sendirian dalam ruang klub, dikelilingi kesunyian sore hari yang hangat. Kali itu ia bertemu seseorang yang tak pernah terbersit dalam isi kepalanya. Lalu pertanyaan menghantuinya, ingin sekali segera ditanyakan namun ia kehilangan subjeknya.

“Siapa ya namanya…?”

..

End.

..

A/N: YESH HAHAHAH!!! Setelah ngendap, karena harus nyari karakternya Woozi akhirnya rampung juga pasca revisi, akhirnya JanexJihoon debut! Please give them as much love as you can!!

all.want.candy © 2015

2 Comments

  1. JANEEEEEE KAMU KOK YA GEMESIN SIH
    LANGSUNG MEWEK BEGITU LAGI WKWKWKWKWK

    Aduuuuh kalian cimit cimit lucu sekali siih sini sini aka Hanra beliin eskrim selemari es /laaah malah buka lapak ntar/
    kaaaak ini nagih kan jadinya apalgi dua duanya cimit awkward gitu pengen dicubitin deh rasanya sepanjang baca ini hahahaha
    ga kebayang pas mereka tahu ternyata mereka tinggal di tempat yang sama gitu kan pasti lucuuuu deeeh hihihihi
    kak ditunggu lagi lagi lagi lagi
    aku penggemar numer uni cimit imut imut dua ini

    jijane jijane jijane~

    Like

    Reply

  2. Halo nad!

    Pertama mau ngucapin dulu, SELAMAT DATANG JANE!!!!

    Aduh mereka ini kok lucu sih, sama sama mungil pula, trus juga janenya lucu banget gitu tipe cewek polos yang bikin orang pengen nyubitin pipinya

    dan mereka ini ketemu lucu deh! Pasti woozi ngiranya awalnya si jane ini temanannya kunti ya? /ditabok/ trus ternyata yang ditemuin turunannya bidadari khayangan aseeek sedap mas gas pooool /apaini/

    gimana woozi ga gemes gemes nervous gitu ketemu jane, yang baca aja juga ikutan gemes. Tapi itu woozi sampe lupa nanya nama, ya allah dek nama aja lupa ditanyain apalagi nomor hape, ah gagal pedekate kan

    ini manis nad! Sekali lagi, SELAMAT DATANG JANE!!!

    Like

    Reply

PAY HERE!